Senin, 10 Maret 2014
cara kerja praktek di lab farmasi
Cara Meracik si bulat lonjong - KAPSUL
Berbagai macam bentuk obat yang di hasilkan dari ilmu
kefarmasian . Serbuk ( pulvis ), tablet, sirup, salep, suppositoria, injeksi,
kapsul, dll . Semua bentuk sediaan tersebut memiliki cara-cara khusus dalam
pembuatannya, seperti halnya dalam pembuatan kapsul .
Kapsul
itu sendiri merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut . Cara pengisian kapsul ada tiga cara, yaitu dengan
tangan, dengan alat bukan mesin dan dengan alat mesin . Cara yang paling
sederhana tentu dengan tangan, karena tanpa memerlukan bantuan alat lain .
Pertama, meracik terlebih dahulu serbuk atau cairan sebagai isi dari
kapsul tersebut . Kedua, setelah isi kapsul selesai di buat, masukkan ke dalam
cangkang kapsul . Cara memasukkan isi kapsul dalam bentuk serbuk dan cairan
tentunya berbeda . Apabila dalam bentuk serbuk, serbuk tinggal di bagi menjadi
beberapa bagian sesuai dengan jumlah kapsul yang di minta ( resep ). Dan
apabila dalam bentuk cairan, masukkan dengan menggunakan pipet yang telah
di tara . Ketiga, tutup badan kapsul dengan tutup kapsul . Caranya sama, tetapi
khusus untuk kapsul yang berisi cairan, tutup kapsul harus di tutup ( di seal )
atau di rekat supaya cairan yang ada di dalamnya tidak keluar atau bocor .
Tetapi sebaiknya, dalam memasukkan isi kapsul dengan tangan sebaiknya
menggunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin timbul .
Kewajiban
Menuntut Ilmu
Ilmu
pengetahuan adalah sebaik – baik sesuatu yang disukai dan merupakan sesuatu
yang paling bermanfaat. Ilmu sendiri merupakan sebuah keutamaan, di mana
seseorang akan merasakan kenikmatan dalam pergelutannya dengan ilmu dan menunjukkan
jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat.
A. Firman Allah yang Menganjurkan untuk Semngat dalam Menuntut
Ilmu
Dalam kehidupan beragam, ilmu pengetahuan adalah sesuatu
yang wajib dimiliki, karena tidak akan mungkin seseorang mampu melakukan ibadah
yang merupakan tujuan diciptakannya manusia oleh Allah, tanpa didasri ilmu.
Dalam agama, ilmu pengetahuan, adalah kunci menuju keselamatan dan kebahagiaan
akhirat selama – lamanya.
1. Bunyi
dan Terjemah Ayat
Salah satu ayat yang menunjukkan
adanya anjuran dari Allah kepada kaum muslim agar tetap semangat untuk belajar
adalah Q.S. At Taubah: 122.
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Artinya : “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap – tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila meraka Telah kembali
padanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. At Taubah: 122).
2. Asbabun
Nuzul Ayat
Asbabun Nuzul adalah sebab – sebab
diturunkannya sebuah ayat Allah. Sebab – sebab diturunkannya wahyu Allah ini
salah satunya adalah keterangan yang ditunjukkan oleh Ibnu Abi Hatim.
Ibnu Abi Hatim mengetengahkan sebuah
hadis melalui ikrimah yang diceritakan dalam (Q.S. At Taubah: 39).
Ibnu Abi Hatim mengetengahkan pula
hadis lainnya melalui Abdullah bin Ubaid bin Umair yang menceritakan, bahwa
mengingat keinginan kaum mukminin yang sangat besar terhadap masalah jihad,
disebutkan bahwa bila Rasulullah SAW mengirimkan pasukan perang, maka mereka
semuanya berangkat. Dan mereka meninggalkan Nabi saw di Madinah bersama dengan
orang-orang yang lemah. Maka turunlah firman Allah Swt. yang paling atas yaitu Q.S
At Taubah: 122.
3. Isi/Kandungan
Ayat
a. Kandungan yang pertama
Allah berfirman,
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا
يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا ، سَهَّلَ اللَّهُ بِهِ طِرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ .
(أبو داود)
Artinya :
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Di dalam kondisi peperangan, tidak boleh semuanya berangkat
berperang (berjihad). “Harus” ada sebagian orang yang tinggal di Negara islam.
b. Kandungan yang kedua
Allah berfirman,
Artinya : “Mengapa
tidak pergi dari tiap – tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.”
Kalimat ini mengandung pengertian yang masih ada sangkut
pautnya dengan kalimat sebelumnya. Pada kalimat sebelumnya Allah memerintahkan
bahwa harus ada orang yang tinggal di negara Islam selain orang yang berjihad.
Kemudian orang yang tidak berjihad harus memberikan pengajaran kepada para
warga negara Islam.
B. Hadis
yang Menganjurkan agar Semangat Menuntut Ilmu
Selain
ayat-ayat Al Quran, anjuran untuk semangat dalam menuntut ilmu juga ditunjukkan
oleh hadis Rasulullah saw.
Artinya : “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu,
maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
Hadis
di atas dengan sangat jelas
menunjukkan pujian terhadap aktivitas mencari ilmu. Siapapun yang menghadiri
majelis ilmu, maka dia akan dimudahkan jalan menuju surga. Maka, barang siapa
yang mengabaikan aktivitas menuntut ilmu, maka sesungguhnya ia tidak akan
dimudahkan oleh Allah jalan menuju surga.
C. Keteladanan
dalam Mencari Ilmu
Sebagai
seorang muslim yang baik, seharusnya hanya dengan membaca dalil di atas kita
sudah bisa mendapatkan gambaran tentang keutamaan mencari ilmu. Namun,
kadangkala kita masih membutuhkan berbagai kisah-kisah nyata. Berikut beberapa
kisah yang bisa memotivasi kita untuk selalu bersemangat dalam menuntut ilmu :
1. Kesabaran
dan Kesungguhan Menuntut Ilmu
Ibnu Thahir al-Maqdisy berkata :
“Aku dua kali kencing darahdalam menuntut ilmu, sekali di Baghdad dan sekali di
Mekkah.”
2. Belajar
setiap hari
Imam an-Namawi : setiap hari membaca
12 jenis ilmu yang berbeda.
3.
Membaca kitab sebagai pengusir
kantuk
Ibnu al-Jahm : membaca kitab jika
beliau mengantuk, sehingga beliau bisa segar kembali.
4.Berusaha mendapatkan faidah ilmu meski di kamar mandi
Majduddin Ibnu Taimiyyah : jika akan
ke kamar mandi berkata kepada orang yang ada di sekitarnya “Bacalah kitab ini
dengan suara keras agar aku bis amendengarnya di kamar mandi.”
5.
40 tahun tidaklah tidur, kecuali
kitab berada di atasnya
Al-Hasan al-Lu’Lu’i selama 40 tahun
tidaklah tidur kecuali kitab berada di atas dadanya.
6.
Tidaklah berjalan kecuali bersamanya
ada kitab
Al-Hafidz al-Khathib tidaklah
berjalan kecuali bersamanya kitab yang dibaca.
7.
Menjual rumah untuk membeli kitab
Al-Hafidz Abul ‘Ala al-Hamadzani
menjual rumahnya seharga 60 dinar untuk membeli kitab-kitab Ibnul Jawaaliqi.
8.
Kemampuan membaca yang luar biasa
9.
Mengulang-ulang membaca suatu kitab
hingga berkali-kali
Sumber : Buku LKS Pendidikan Agama
Islam & Budi Pekerti
Penerbit : CITRA PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)